Senin, 25 Juli 2022

 



        RASA

Oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb

 

Perempuan tua duduk tertunduk dalam diam. Jilbab panjangnya menjela sebagian nyaris menutup wajahnya. Terpekur. Tak kuasa atas ketetapan Tuhan. Bahkan lidahnya kelu tak mampu berucap. Baginya cukuplah mendengarkan titah kanjeng. Di hatinya,  Aryo anak bungsunya tidaklah bersalah, semua hanya menjalankan perintah Allah yang berkenan mengirimkan rasa cinta di setiap hati manusia terhadap manusia lainnya.

Tidak juga seorang kanjeng yang berdiri memandang ke jendela. Putrinya memang berdarah biru tetapi ia adalah seorang gadis yang selayaknya bisa merasakan jatuh cinta kepada seseorang. Pun kepada Aryo. Mereka dibesarkan bersama. Sudah selayaknya benih cinta tumbuh di antara keduanya. Tak perlu dilakukan intervensi apapun biar saja mengalir dengan indah, tanpa pelanggaran pada agama dan norma budaya.

Perempuan tua itu masih belum beringsut, hingga dengan ujung matanya melihat Seno berjalan ke arah pintu sambil berguman,

 "pikirkan lagi perkataanku, mbok. Kalian sudah lama menjadi bagian dari keluarga ini. Jangan merusak tatanan."

Tak ada yang lebih tepat kalimat yang keluar dari mulut simbok, cukuplah  "Sendiko kanjeng." Tidak perlu berpanjang lebar dengan kata-kata pembenaran.

Perlahan Simbok mengangkat kepalanya dan mencoba beranjak, pandangannya beredar ke antero taman. Tak ditemukan sosok yang dicarinya. Resah menyelimuti seluruh relung. Apa maksud Kanjeng Seno dengan merusak tatanan. Bukankah keduanya halal menikah secara agama.

Keduanya tak memiliki pertalian darah. Mereka hanya mendapatkan pengasuhan di tempat, waktu dan pola kehidupan yang sama serta oleh orang-orang yang sama.  
   

****



Aryo pemuda berbadan tegap berkulit gelap, hidung bangir. Tergolong rupawan diantara teman-teman kuliahnya. Adabnya sangat sopan. Tidak heran karena dibesarkan ibunya di lingkungan keluarga yang masih memiliki keturunan bangsawan. Aryo sejak kecil sudah menjadi yatim, ditinggal almarhum bapaknya dan dibesarkan di rumah sederhana di belakang Pendopo Seno.

Kakak-kakaknya sudah berkeluarga dan masing-masing tinggal di tempat yang berbeda-beda. Kakak pertama seorang perempuan bersuamikan pria dari tanah seberang berdarah minang. Saat ini tinggal dan membuka usaha restoran padang di pinggiran kota Jogja. Kakak kedua seorang pria yang menyunting perempuan sunda dan tinggal di kota depok karena keduanya bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil. Kakak ketiga tinggal di Kota Solo bersama suami dan keluarganya yang berasal dari Solo. Keduanya memiliki usaha sendiri berupa Toko Kelontong. Kakak ke empat tinggal di Jambi. Kakak ke empat inilah seorang pria yang banyak menginspirasi Aryo mempelajari pertanian. Mas Jaler biasa dipanggil. Memiliki usaha perkebunan di Jambi. Sangat jarang pulang ke Jogja akan tetapi kemajuan teknologi tak akan mampu menghalangi keterbatasan tempat ruang dan waktu. Mereka sering berkomunikasi bertukar pikiran tentang banyak hal hingga menimbulkan keinginan Aryo untuk banyak belajar tentang pertanian dan perkebunan.

Sejak dulu keluarga Aryo mengabdi pada keluarga Seno. Jauh sebelum Aryo lahir. Kakek dan nenek Aryo pun sudah tinggal di sana. Dan Seno pun diasuh oleh keduanya. Sebuah pertemanan keluarga yang sudah mengakar.

Seno adalah seorang ASN dengan jabatan Camat di wilayah itu. Istrinya seorang wanita ayu yang kesehariannya menjadi ibu rumah tangga dengan kesibukan sebagai ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan. Mulai dari membina kelompok kerajinan ibu-ibu, majelis taklim, bhakti sosial dan lain – lain layaknya istri seorang camat.

Lily, istri Seno adalah wanita yang sangat lembut dalam perilaku dan bahasa. Sangatlah wajar bila darinya lahir Jingga. Gadis berparas jelita gemulai dalam laku dan indah dalam berkata. Sejak duduk di Sekolah Dasar Jingga dan Aryo satu sekolah bahkan sering satu kelas. Begitupun saat mereka di Sekolah Menengah. Nyaris selalu satu kelas. Mereka berpisah saat berkuliah. Jingga mengambil Jurusan Ilmu Komunikasi sedangkan Aryo lebih memilih berkuliah di Fakultas Pertanian. Keduanya sama-sama briliyan dan tanpa kesulitan menyelesaikan kuliahnya d Universitas yang sama Universitas Gajah Mada.

Bagi Seno, Aryo sudah dianggap putra sendiri. Pasangan Seno yang turunan bangsawan Jogja dan Lily hanya memiliki satu orang putri saja. Jingga. Karenanya Seno menjadikan Aryo sebagai curahan keinginannya memiliki seorang putra. Seluruh biaya hidup dan kuliahnya diberikan sebagai tanda sayang dan cintanya serta wujud keterikatan keluarga yang sudah turun temurun terjalin.

 Rasanya sulit untuk memposisikan diri sebagai mertua. Rasa khawatir sesaat berkelebat tentang asumsi khalayak jika semua terjadi. Seno masih terdiam, pembicaraan dengan Aryo terus terngiang di telinganya, "Bopo Kanjeng," Aryo mengawali pembicaraan petang itu. Panggilan Aryo kepada Seno sejak kecil. "Badhe matur" lanjut Aryo. Seno merubah posisi duduk menghadap pada putra angkatnya. Aryo dengan sangat perlahan menyampaikan niatnya untuk menikahi Jingga. Sahabat kecil hingga dewasa yang selalu setia membersamai suka duka dalam perjalanan hidupnya.

Bagi Aryo, Jinggalah wanita impian yang akan menemaninya sepanjang usia. Bahkan berharap hingga jannahNya Allah. Memberikannya anak-anak penerus keturunan mereka. Begitupun Jingga. Tak satu orang pria pun pernah singgah di hatinya kecuali Aryo. Pemuda yang merampas seluruh cintanya hingga membuatnya tak mampu berada jauh darinya. Jingga merasa mulai ada sesuatu yang beda saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Jingga tersenyum sendiri jika mengingatnya bagaimana ia selalu gusar jika melihat Aryo berkelakar terlalu dekat dengan teman wanita.

Belakangan Jingga menjadi paham bahwa itulah yang disebut orang sebagai rasa cinta. Cinta antara seorang wanita dan pria dewasa, bukan cinta seorang ibu pada anaknya atau cinta seorang adik kepada kakaknya. Perasaan itu terus berkembang tumbuh dengan subur dan semakin indah. Mereka melaluinya dalam diam hingga percakapan Seno dan Aryo petang itu membuat Seno berpikir keras karena tak menduga sama sekali.

Lain halnya dengan Lily istrinya. Sejak lama wanita jawa nan halus itu bisa merasakan apa yang tak diceritakan putrinya. Bagi Lily tak mengapa dan ia membiarkan semuanya mengalir tak ingin mengusik hingga percakapan petang itu terjadi. Lily tetap menyapa dan bersikap seperti biasa dengan simbok, mendiskusikan menu dan belanja harian serta urusan rumah tangga lainnya. Lily sangat mempercayai simbok. Perempuan itu sudah seperti kakak sendiri baginya. Segala sesuatu sering dibahas bersamanya. Bahkan makanan atau masakan kesukaan Seno pun Lily belajar dari simbok. Bagaimana tidak Seno kecil dulu simboklah yang mengasuhnya. Simbok jauh lebih mengenal watak kepribadian Seno tinimbang Lily istrinya. Di awal-awal perkawinan mereka, simbok sering menjadi juru selamat karena masalah kesalah pahaman, selera, pandangan hidup atau sekedar berbeda pendapat dan lain-lain. Dengan simboklah Lily berdiskusi.

Simbok. Perempuan sederhana tetapi memiliki kecerdasan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Meskipun ia dan suaminya hanyalah seorang abdi priyayi, tetapi bisa kita lihat hasilnya. Mereka mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi pribadi yang matang dan bertanggung jawab bagi diri dan keluarga. Barangkali ini yang disebut keberkahan. Dari lima orang anaknya memang hanya Aryo seorang yang berkuliah. Tetapi kakak-kakak Aryo adalah orang-orang yang berhasil dalam hidupnya meskipun hanya tamat Sekolah Menengah.

Bukan hal yang mudah mencetak anak-anak yang memiliki kepribadian demikian, diperlukan kemampuan dalam menyampaikan misi secara halus untuk mengisi kepribadian seperti yang kita inginkan. Belum lagi pengaruh lingkungan pergaulan yang acapkali membuat para orang tua kesulitan. Simbok adalah potret lengkap seorang ibu. Bibirnya selalu basah dengan dzikir, malamnya dihiasi dengan sujud dan tilawah. Rahasia pengabulan doa-doa.

Almarhum Bapak Aryo seorang pria shalih, taat dalam beribadah. Beliau seorang takmir Masjid. Semasa hidupnya dihabiskan mengabdi pada keluarga Seno. Semua pekerjaan laki-laki di Keluarga Seno, Bapak Aryo yang mengerjakan. Mulai dari mengurus taman, masalah air, listrik, kebersihan kendaraan dan urusan lainnya. Setelah bapak meninggal Seno memiliki seorang abdi pengganti yang tinggal di luar lingkungan rumah mereka dan datang setiap hari. Biasanya Aryo selalu turun tangan membantu. Apalagi untuk urusan taman. Aryolah yang lebih banyak mengelolanya. Dari penataan, memilih jenis tanaman hingga kebersihannya.

Semasa hidupnya Bapak Aryo selalu mengharuskan putra-putranya sholat di masjid. Begitupun dengan Aryo kecil waktu itu. Inilah yang membuat Aryo tumbuh dewasa dan taat beribadah. Mereka membaca Alquran setelah usai sholat maghrib. Sebuah ritual yang selalu digelar setiap harinya. Jika melewati rumah mereka di malam hari menjelang waktu sholat isya, maka kita akan diperdengarkan lantunan alquran yang saling bersahutan karena seisi rumah membacanya. Apalagi jika bulan Ramadhan tiba. Jingga kecil dahulu sempat belajar mengaji pada bapak sebelum akhirnya simbok menggantikan setelah bapak meninggal.

 

****

 

 

            Simbok masih duduk di tepi ranjang. Sesekali berdiri melihat halaman melalui jendela kamar. Yang dinanti belum tiba. Meskipun percakapan dengan Seno tidaklah terlalu mengejutkan bagi Simbok akan tetapi ia ingin tetap membahasnya dengan Aryo. Simbok ingin membahas ini sepulang Aryo kerja. Biasanya Aryo akan sampai di rumah pukul 16.15 sore hari. Dan akan segera membersihkan diri lantas duduk di bangku kayu di samping rumah di bawah pohon jambu bersama Simbok sekedar bercerita tentang keseharian dan pekerjaan di kantornya. Aryo seorang ASN di Kantor Pertanian. Diangkat baru 3 bulan yang lalu. Ia beruntung diterima menjadi ASN tepat setelah kuliahnya selesai. Sementara Jingga bekerja di sebuah Surat kabar daerah sebagai wartawati. Belum selesai kuliah Jingga sudah magang di harian itu dan saat ini ia sudah menjadi wartawan tetap. Sebuah impian lama.

Suara Aryo mengucap salam membuat Simbok terperanjat dan bangkit dari duduknya. Bergegas menyambut putra kesayangan dengan membalas salam. Aryo mengambil tangan Simbok dan menciumnya berulang pada punggung dan telapak tangan perempuan tua yang amat dicintai dan dihormatinya. Seperti petang-petang sebelumnya Aryo langsung menuju kamar mandi membersihkan diri. Simbok tengah membuat secangkir teh hangat ketika Aryo melewati ruang makan sederhana mereka.  

“Simbok mau dengar tentang semalam le” Simbok mengawali percakapan sembari meletakkan cangkir teh di depan putranya duduk.

“Bopo Kanjeng tidak mengatakan apa-apa mbok”

“Aryo tidak punya keberanian untuk melihat wajah  beliau, seperti ada kecewa mbok. Itu yang bisa Aryo rasakan “

“Tapi Aryo akan tetap menunggu, mbok”

“Mungkin Bopo Kanjeng perlu waktu untuk menerima keadaan ini”

            Simbok urung menyampaikan ucapan Seno pagi tadi. Tak ingin mengecewakan putra kesayangannya. Biarlah berlalu. Mungkin Aryo benar, Seno perlu waktu untuk menelaah semua. Pokok Jambu peneduh bangku panjang seperti paham, merunduk dengan cabang dan ranting yang rimbun oleh daun dan beberapa kelopak bunga bakal buah mulai mekar.

“Kalau memang kalian berjodoh, tentu akan Allah mudahkan, nak. Teruslah berdoa.” Simbok berkata sambil mengusap bahu putranya. Keduanya kembali terdiam, saling berkomunikasi lewat rasa. Seperti yang biasa mereka lakukan. Tak semua harus diucapkan. Mereka memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Tanpa Aryo menyebutkanpun Simbok sudah paham betapa putranya sangat mencintai Jingga. Bertahun mereka saling mengisi dengan kedewasaan yang terjaga. Aryo dan Jingga bukan seperti pasangan kebanyakan yang harus janjian jalan kemana-mana atau nongkrong dan sebangsanya. Cukuplah bagi keduanya berangkat dan pulang kuliah Bersama. Atau sekedar membeli buku setelah tidak menemukan di perpustakaan kampus. Selebihnya paling Aryo bakal ke dapur menggoda Jingga yang sering belajar memasak dengan Simbok. Lantas terbahak ketika Jingga mulai kesal. Biasanya Lily akan nimbrung jika terdengar gelak keduanya.

            Lily dan Simbok acapkali beradu pandang ketika mendapati pasangan itu bercanda. Sebagai ibu mereka dapat merasakan ada cinta putih yang terjalin karena sebuah kebersamaan yang panjang. Tapi keduanya tak pernah ingin membahasnya. Mereka sudah cukup bahagia memandang kebahagiaan dua sejoli itu. Aryo dan Jingga.

           

***

            Hari ini sangat panas, Jingga melangkah meninggalkan Kantor Harian Surat Kabar dengan bergegas. Baru pukul 10.00 Wib sudah sangat menyengat. Tapi Jingga sudah membuat janji wawancara dengan seorang anggota dewan di Gedung DPRD.

“Mbak Jingga mari saya antar, “ suara tukang becak menyergap angan Jingga. Seperti biasa Jingga tak mampu menolak lantas segera naik dan mengucapkan terimakasih.

“Saya mau ke Gedung Dewan ya, pak”ucap Jingga setelah duduk di bangku becak. Semua tukang becak yang mangkal sekitaran kantor mengenal Jingga, wanita sholihah dengan kerudung rapi sepatu kets membungkus langkahnya. Ramah dan sopan dalam berbicara, tapi tetap terasa tegas dalam kalimat-kalimatnya. Jingga mengulurkan selembar dua puluh ribu rupiah,

“Terimakasih ya pak. Kembalian untuk bapak saja.” Ucap Jingga sambil melenggang. Belum sempat tukang becak menjawab Jingga sudah hilang ditelan rindangnya taman Gedung DPRD.

“Semoga Allah merahmati dan memberkahi rejekimu, mbak.”Gumam tukang becak berterimakasih.

            Jingga duduk di sebuah bangku tunggu di depan ruang Komisi 4. Tidak lama kemudian seorang pria berpakaian rapi keluar diikuti Ibu Nuryana di belakangnya.

“Eh, Mbak Jingga, sudah lama menunggu?” Sapa Ibu Nuryana, salah seorang staf di Komisi 4.

“Baru tiga menit yang lalu ibu, saya berjanji bertemu bapak hari ini pukul 10.15 Wib, Ibu Nuryana. Bagaimana ibu ?” Jawab Jingga menerangkan.

“Betul mbak, sesuai jadwal yang sudah kita sepakati kemarin. Silakan mbak, bapak sudah siap di ruangannya.” Wanita bertubuh subur itu mempersilakan Jingga masuk. Tidak membuang waktu Jinggapun segera masuk.

            Ruang dewan yang sejuk melepaskan segala penat dan gerah yang menyergap di luar sana. Seorang pria tinggi besar duduk di belakang meja dengan papan nama terletak di depan sebelah kiri meja, tertulis “LANDUNG PAMUNGKAS, S.IP.” Di belakangnya terpajang foto-foto, plakat, vandel dan aneka cinderamata dari kunjungan kerja. Jam besar terpajang di dinding melengkapi gagahnya burung garuda lambang negara di dinding sisi lainnya.

“Assalaamualaikum, bapak. Apa kabar Pak Landung?” Sapa Jingga sambil menangkupkan kedua tangannya.

“Waalaikum salam. Alhamdulillah kabar baik. Silakan Mbak Jingga. Kita duduk di sofa saja ya, mbak” Ajak pria itu sembari meninggalkan mejanya. Barangkali supaya lebih santai dalam wawancara, sehingga pria gagah itu mengajak Jingga duduk di sofa.  

“Baik bapak, siap.”Jawab Jingga sembari duduk di sofa dan tangannya segera mengeluarkan gawainya dari dalam ransel di bahunya untuk membuat rekaman. Jingga wartawati lama yang setiap ada kegiatan di komisi 4 mendapatkan tugas untuk meliput. Seperti pada hari ini, Jingga akan meliput tentang Raperda yang baru-baru ini final di paripurnakan. Peraturan Daerah tentang Sistem Kesehatan Daerah atau SKD. Bukan hanya satu kali Jingga menghubungi untuk wawancara akan tetapi belum rampung sehingga wawancara selalu ditunda.

“Alhamdulillah ya. Pak. Akhirnya Raperda SKD final. Setelah berkali-kali pembahasan. Bagaimana menurut bapak?” Jingga membuka wawancaranya.

“Raperda ini alot karena melibatkan banyak OPD yang memiliki kepentingan dengan tupoksinya, seperti Dinas Kesehatan sebagai leading sector, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Sosial, Dinas Komunikasi dan informatika, juga Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.” Jingga mengangguk.

“Isinya mengenai Upaya Kesehatan dengan puskesmas, RSUD, Labkesda dan UPT-UPT diluar Dinas Kesehatan sebagai provider maupun mitra.”Sambung Landung kepada Jingga.

           

***

            Sudah dua minggu berlalu sejak percakapan Aryo dan Seno petang itu. Semua berlalu seperti tak pernah terjadi apapun. Hingga siang ini Lily perlahan membuka pembicaraan.

“Bagaimana menurut simbok memandang hal ini, tentang Aryo dan Jingga.”

“Simbok tidak pernah mempermasalahkan Kanjeng, yang penting kita tidak melanggar hukum Allah.”Jawab simbok perlahan sambil menghentikan aktivitasnya memotong wortel. Hari ini mereka akan memasak sup ayam kampung kegemaran Seno. Keduanya duduk berdampingan. Memandang kepada kumpulan aglonema di taman belakang dapur. Terdiam sesaat.

“Bagi saya Jingga akan bahagia bersama Aryo. Sahabat dari kecil yang memiliki watak baik dan bisa dipercaya membimbing langkah Jingga selanjutnya. Kalaupun Bopo tidak memberikan ucapan apapun itu karena belau memerlukan waktu. Beliau sudah sangat nyaman pada posisi sebagai boponya Aryo. Bukan mudah menerima Aryo sebagai sosok yang lain. Kita doakan saja simbok, anak-anak kita mendapatkan jodoh terbaiknya.”Jelas Lily panjang lebar. Di sebelahnya simbok menganggukkan kepalanya. Menyetujui pendapat Lily tentang hubungan putranya dengan Jingga.

***

            Aryo membuka pintu dan bungkam tak berkata. Terperanjat demi mendapati Simbok sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Sebuah amplop besar padat berkas di tangannya. Kata simbok “Dari Bopo Kanjeng untukmu, nak.” Aryo membawanya ke atas meja sederhana di ruang tengah. Hari itu, Sabtu. Suasana libur sangat terasa. Aryo sudah siap dengan setelan kebun hendak merapikan taman rumah Seno,  kegiatannya setiap dua atau satu minggu sekali. Aryo duduk di kursi, simbok perlahan duduk di sebelahnya. “Kenapa mbok ?” Aryo menoleh ke arah simbok yang duduk sembari menghela nafas. Yang ditanya tersenyum. “Ora, le. Terusno”

            Aryo perlahan membuka amplop, ada perasaan yang tidak dimengerti menjalar di hatinya. Sudah hampir satu bulan setelah dirinya berbicara dengan Seno, tidak banyak kata yang mereka saling ucapkan. Hanya aktivitas ritual saja. Aryo selalu berangkat bekerja dengan menemui Seno di pendopo dahulu untuk cium tangan. Ritual yang tidak pernah hilang sejak dahulu Aryo kecil berangkat sekolah hingga dewasa dan bekerja. Pamit. Kalimat penyertanya juga tidak banyak “Aryo pamit Bopo Kanjeng.” Dan Senopun selalu menjawab dengan kalimat yang sama, “Sing ngati ati.”

Dan hari ini tiba-tiba Seno mengirimkan amplop besar lewat Simbok. Perlahan Aryo membuka dan membaca kertas-kertas yang ada di dalamnya. Aryo terhenyak begitu membaca kepala salah satu kertas itu bertuliskan Departemen Agama, Kepala Urusan Agama dan seterusnya. Lembar demi lembar dibacanya.

“Ya Allah, Bopo Kanjeng. Alhamdulillah. Matur nuwun ya Allah, Aryo bergegas berdiri dan sujud di lantai sebelah meja. Seperti tiada bertulang seluruh tubuh lunglai. Segera Aryo bersimpuh di depan simbok yang masih duduk di dekatnya. Terisak keduanya berpelukan.

“Sudah, ayo diselesaikan.”Kata sebuah suara dari arah pintu. Aryo mengangkat kepalanya dan di dapati Bopo Kanjeng sudah berdiri di pintu bersama Ibu Kanjeng dan Jingga.

“Masyaa Allah Bopo dan ibu kanjeng, Aryo,,Aryo,,” Tak mampu berkata-kata. Lantas dipeluknya kedua kaki bopo yang dihormati dan dicintainya. Semua terhanyut dalam bahagia. Pipi Jingga memerah dengan derai air mata yang membasahi. Berlari memeluk Simbok yang selama ini sudah menjadi ibu baginya. Lily duduk disebelah simbok, tangannya mengusap punggung putri kesayangannya.

Kodarullah yang tak dapat dipungkiri manusia. Rupanya secara diam-diam Seno memerintahkan pegawainya mengurus berkas pendaftaran menikah Aryo dan Jingga. Seno berulang memikirkan hal ini setelah permohonan Aryo petang itu. Rasanya lega setelah mampu menerima Aryo anak angkatnya sebagai calon menantu. Baginya tak membedakan apapun. Ini bukan pelanggaran agama. Dan keduanya adalah anak-anak yang sholih dan sholihah yang patut mendapatkan apresiasi dan kehalalan di mata Allah.

***

            Gamelan dan tembang jawa membalut keindahan pesta pernikahan. Senyum, tawa canda dan keriangan melengkapi. Sepasang pengantin berbahagia duduk di pelaminan. Sesekali saling memandang. Keduanya saling bergandengan tangan. “Malam ini tidur di belakang, ya. Di kamarku.”Goda Aryo.

“Enggaklah. Aku mau tidur sama Ibu Kanjeng.” Jingga balas menggoda. Jingga memanggil Lily menirukan Aryo dan kakak-kakaknya. Tidak pernah dapat dirubah sekalipun Lily berkali-kali meminta, hingga dewasapun tetap dengan panggilan yang sama. Ibu Kanjeng.

“Nggak usah pakai kanjeng, nak.” Biasanya Jingga hanya tersenyum dan lupa untuk meralat.

“Eh, pengantinnya malah pandang-pandangan terus, ini lho. Kami ini tidak disambut apa?” Aryo dan Jingga menoleh serempak dan terkesima. Ternyata Mas Jaler datang dari Jambi. Karena ingin memberi kejutan, siang kemarin datang dari bandara tidak langsung menginap di rumah simbok tapi mengendap – endap ke rumah Bulik Sri dan tidur di sana bersama anak dan istrinya. Demi kejutan lagi.

“Ya Allah Mas, terimakasih sudah datang.” Aryo memeluk erat kakaknya. Kakak yang selama ini memberikan inspirasi dalam mengejar cita-cita dan menata kehidupannya.

Kebahagiaan itu rahmat dan jika Allah menghendaki kapan saja akan singgah dalam kehidupan kita meskipun itu hal-hal yang sederhana.      

                                               

 SELESAI

                                                                                                                                           

                                     

 

Dia adalah Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb seorang bidan yang memiliki hasrat besar menulis. Semasa sekolah menengah sering berkirim puisi di majalah lokal. Namun sekarang  terkendala dengan kesibukannya sebagai ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung. Memilki seorang suami dan dua orang putra. Dia terlahir sebagai putri pertama pasangan bapak ibu guru di sebuah desa kecil di Kabupaten Purworejo. Usai mengikuti Program Pendidikan Bidan Aisyiyah di Yogyakarta, awal tahun 1992 hijrah menunaikan konsekwensi menjadi bidan di pulau nan eksotik, Belitung. Mimpinya terus melambung untuk menjadi penulis, hingga saat ini. Bahkan kiprahnya di persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah sering dijadikan objek sebagai pelepas hasrat menulis.  Dan berkat inisiasi sahabatnya dia sudah memiliki 2 Buku Antologi Cerpen Bersama Tim Tinta Aksara. Bila ingin mengenal tulisannya lebih dekat bisa melalui blog yang dirilisnya sejak 2015. Di :

  https://dafirastory.blogspot.com/2022/05/html

Senin, 18 Juli 2022

 



RAMADHAN MUBAROK

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb

Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung

Provinsi Kepualauan Bangka Belitung

 

 

 

Mukadimah

            Ramadhan merupakan bulan yang selalu dinantikan oleh setiap umat Islam. Keberkahan Ramadhan seakan menjadi cahaya bagi seluruh semesta. Allah yang Maha Pemurah menebar pahala menaikkan point pahala di setiap ibadah bahkan memberikan bonus dan promo yang tidak kepalang tanggung. Hal ini yang membuat banyak umat islam jauh – jauh hari menyiapkan diri agar saat Ramadhan tiba mampu memaksimalkan ibadah dengan sebaik mungkin. Allah memerintahkan berpuasa melalui Alquran diantaranya dalam Surat Albaqoroh Ayat 183 yang berbunyi : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"

Menukil salah satu hadits Rasulullah yang berbunyi sebagai berikut :

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ


Artinya:

“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan).” (HR.Ahmad)

Kegiatan Menyambut Ramadhan

Pimpinan Cabang  Aisyiyah Kecamatan Sijuk memiliki agenda tahunan dalam mengisi ramadhan. Dan Ramadhan tahun ini istimewa. Sudah 2 tahun Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk tidak menyelenggarakan Kajian Islam dan Pesantren kilat Ramadhan bagi anak-anak karena pandemi yang melanda negeri kita belakangan ini. Sehingga ketika tahun ini dibuka, pesantren kilat ramadhan diserbu anak-anak.

Demikian halnya dengan pengajian ahad pagi Ramadhan dipenuhi jamaah yang sudah merindu berkumpul mendengar tausyiyah. Hakikat ibu – ibu yang menyukai kegitan berkumpul dan lebih dari itu adanya pemahaman akan hikmah hadir di majelis ilmu membuat jamaah bersemangat untuk berbondong-bondong hadir. Menuntut ilmu melalui kajian sekaligus bersilaturrahim dengan sahabat kerabat handai taulan selalu menyenangkan.   

Tak kalah mengharukan melihat anak-anak berebut mendaftar di pintu masuk Taman Pendidikan Alquran Aisyiyah yang dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan Ramadhan. Padahal tidak sedikit yang sudah mendaftar melalui sosial media yang kami buka. Bagi kami penyelenggara merupakan hal yang sangat menggembirakan melihat masyarakat antusias menyambut kegiatan – kegiatan Aisyiyah.

Pengajian Ahad Pagi

            Pengajian Ahad Pagi merupakan kegiatan bulanan bagi masyarakat yang digelar di Gedung Taman Pendidikan Alquran Aisyiyah di Desa Air Seruk yang di motori oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk. Pengajian dibuka setiap hari Ahad pagi, minggu ke dua di setiap bulannya. Berbeda pada bulan Ramadhan kajian dilakukan setiap Ahad pagi selama bulan Ramadhan. Pengajian ini biasanya dihadiri tidak kurang dari 60 orang terkadang lebih. Pada saat Ramadhan menjadi berbeda karena di akhir pertemuan, ahad terakhir akan ada souvenir yang dibagikan secara acak dengan menggunakan nomor absen atau kadang-kadang sengaja dibuatkan semacam kupon bernomor. “Seru ya “kata sebagian jamaah taklim, karena souvenir beragam sehingga menimbulkan sensasi tersendiri ketika membuka pembungkus souvenir atau kado.

Pada penyelenggaraan di Tahun 2017,  saat sebelum pandemi, Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk sengaja berkoordinasi dengan mobil penjual aneka perabot plastik kemudian para jamaah taklim diberikan keleluasaan untuk memilih salah satu jenis perabot plastik yang dikehendaki. Kami sangat senang melihatnya. Tahu kan, seperti apa ketika para ibu bertemu dengan kegiatan memilih perabotan ? Riuh rendah saling bertukar dan berebut dalam canda keriangan.

            Seperti tahun-tahun sebelumnya tahun 2022 ini pembagian souvenir tetap diadakan hanya saja dengan inovasi dan kreasi yang berbeda. Souvenir berupa alat-alat rumah tangga yang bermanfaat seperti piring, sendok, mangkok nampan, lampu baterai, wadah bumbu dan lain-lain dari aneka bahan. Dibungkus dalam kertas dan para jamaah diberikan kupon bernomor untuk pengambilan souvenir.

            Kalau mengenai pemateri jangan ditanya. Para jamaah memiliki idola masing-masing. Kami sudah mahfum sehingga setiap tahun meskipun menghadirkan ustadz dan ustadzah baru, kami tetap menghadirkan para ustadz dan ustadzah yang sudah biasa mengisi di tahun – tahun sebelumnya untuk memenuhi kerinduan para jamaah dengan suasana Ramadhan di tahun – tahun sebelumnya. Seperti ustadz kebanyakan mereka selalu memiliki kekhasan masing – masing dalam penyampaian kajian. Ada yang serius, ada yang dipenuhi gelak tawa ada yang menyukai cara melibatkan jamaah dan metode – metode lainnya sesuai pilihan para ustadz. Yang pada intinya bertujuan agar dalam menyampaikan materi lebih mudah diterima oleh jamaah kajian dan menarik untuk diikuti.

Tema selalu beragam di setiap kajian. Dari mulai masalah aqidah, akhlak dan ibadah atau syariah. Pembahasan tentang akhlak acapkali membuat air mata berlinang terlebih jika membahas adab kepada orang tua. Berkali – kali diangkat tetap tak mampu menghentikan air mata mengalir. Apalagi jika pematerinya seorang wanita yang biasanya disampaikan dengan cara yang sangat halus sehingga menyentuh kalbu.

Materi tentang ibadah kadang – kadang disertai dengan praktek untuk memperjelas dan dalam penyampaiannya tentang ibadah, pemateri menggunakan patokan hasil putusan majelis tarjih Muhammadiyah yaitu kumpulan fatwa yang merupakan hasil pendalaman dan kajian para ulama terhadap suatu hukum ibadah tertentu dengan menggunakan dasar dalil – dalil dalam hal ini hadits Rasulullah yang dinilai  shahih.  

Pesantren Kilat Ramadhan

            Kegiatan anak – anak dan remaja pada hari ahad di bulan Ramadhan. Berupa mendengarkan kajian, tadarus Alquran dan kegiatan – kegiatan menyenangkan lainnya seperti membaca shirah Nabawi, menghafal surah dalam alquran, melantunkan adzan, membuat kaligrafi dan lain-lain. Semua kami sajikan dengan menarik sehingga anak – anak nyaris tidak merasa sedang beribadah. Apalagi para pemateri sangat atraktif dalam menyampaikan kajian.

            Pesantren kilat Ramadhan dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan 10.00 WIB. Tidak perlu lama. Kami sengaja mengemasnya demikian agar anak tidak bosan dan tetap merasa seperti liburan. Setelah Bersama – sama mendengar kajian, para santri akan diatur untuk  membentuk halaqah yang dipisahkan sesuai dengan usia dan kemampuan membaca alquran  untuk mempermudah ketika mempelajari atau tadarus alquran. Yang masih belajar membaca alquran melalui metoda Iqra akan belajar sesuai tingkat yang sedang dipelajari. Untuk santri yang sudah mampu membaca alquran akan dipandu mengikuti tadarus alquran di dalam halaqahnya.

Tahun 2022 ini jumlah santri meluap hingga 126 santriwan dan santriwati. Dengan usia beragam mulai dari usia 5 tahun sampai 16 tahun. Kami cukup kewalahan sehingga harus menambah halaqah supaya lebih efektif. Bahkan peserta yang meluap diluar perkiraan itu memaksa kami menunda pemberian takjil di hari pertama pesantren. Kehabisan kuota. Dan tidak mungkin kami memberikan takjid hanya untuk sebagian santri saja. Oleh sebab itu kami tunda di ahad berikutnya. Bagi anak-anak mendapatkan bingkisan seusai pesantren laksana selesai menghadiri pesta ulang tahun. Isinyapun tetap anak – anak meskipun identitas takjil masih diselipkan, kurma dan susu.

            Tahun ini selain dikejutkan dengan jumlah yang membludag, kami juga terkesan dengan kehadiran para remaja seusia Sekolah Menengah Pertama, bahkan ada 1 orang remaja putra yang sudah duduk di kelas 10 sekolah lanjutan dan mengikuti seluruh rangkaian pesantren kilat hingga selesai. Membuat kami bahagia sebagai penyelenggara. Kalau boleh berharap Ramadhan mendatang akan lebih banyak lagi para remaja yang tertarik mengikuti kegiatan ini. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi kami untuk menyajikan kegiatan ini lebih menarik bagi para remaja dengan tidak meninggalkan esensi dari tujuan kegiatan. Barangkali akan ada sedikit penelitian sehingga dapat memunculkan inovasi-inovasi lain untuk memperkaya kegiatan sekaligus menarik minat remaja.

            Seperti halnya pengajian Ahad Ramadhan, pesantren kilat Ramadhan diakhiri dengan perlombaan – perlombaan yang sejatinya merupakan bentuk evaluasi. Seperti lomba membaca Alquran dengan tartil,  lomba menyampaikan shirah Nabawi, lomba melantunkan adzan, menghafal surah – surah dalam alquran, lomba membuat kaligrafi dan lain – lain. Dan mereka sangat antusias mengikuti. Apalagi diakhir acara dibagikan sertifikat untuk semua santri dan piagam penghargaan dari perlombaan-perlombaan yang sudah diikuti. Ramadhan yang selalu dikenang dan dirindukan.

Penutup

            Kegiatan positif yang kami sajikan sebagai pengisi Ramadhan didedikasikan sebagai bentuk fastabiqul khoirot persyarikatan. Akan tetapi lebih dari itu adalah sebagai amal ibadah kami dalam mencari rida Allah. Menebar jariyah untuk bekal kami pulang kepada Allah. Sekiranya dapat menjadi penebus dosa.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk bersama seluruh ustadzah Taman Pendidikan Alquran Aisyiyah Air Seruk yang notabene pengelolaannya ada di bawah Majelis Pendidikan  Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk.  Dan tak kalah pentingnya adalah keberadaan para ustadz dan ustadzah yang memberikan materi selama kajian dan pesantren kilat Ramadhan.

Untuk pendanaan penyelenggaraan kegiatan ini selain bersumber dari beberapa donatur dan sebagian didukung oleh Lazismuh (Lembaga Amal Zakat Infaq dan Sodaqoh Muhammadiyah) Kantor Layanan Sijuk yang bermarkas di Desa Air Seruk. Kami sebagai penanggung jawab kegiatan sangat berterimakasih kepada semua pihak atas kontribusi yang telah diberikan, semoga menjadi ladang amal.

Harapan kita semua semoga kegiatan – kegiatan ini mampu memberikan memori baik sehingga senantiasa menuntun langkah anak – anak kita di jalan Allah dan mampu menjadi pengingat bagi seluruh jamaah kajian dalam meniti kehidupan untuk menjadi lebih baik. Semoga Allah mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan yang akan datang.

    Wallahu’alam bissawab

 

 

 

                                                                                    Air Seruk, Mei 2022

Kamis, 07 Juli 2022




TAMAN

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Anakan perdu seroja tertegun di depanku 

aku berhenti ragu menyergap tuk mencabutnya 

kutahu aku hanya ingin memindahkan untuk menjadikannya  lebih indah 

surut demi rasa yang tak pasti 

tegak kulepas pandang pada antero taman ku 

tatap batuan alam penghias kolam 

tamanku penyejuk hati dari geliat rodi pagi hingga petang 

indahnya membiusku membawa kakiku pada bangku rendah disisi pohon jambu 

bersenyawa dalam keelokan rasa  


tanaman unik spanish moss bergelayut manja 

membuatku senang berlama - lama memandangnya 

disebelahnya sirih gading menjuntai liar 

petunia merah nan seksi menggeliat lingkari kisi jendela 

petang serasa datang lebih cepat

ku ingin esok pagiku masih ada nikmati kalian lebih lama


                                                                                        Air Seruk, 17 Juni 2022




ARAFAH

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung


"Rindu menggebu pada arafah padang cinta Tuhan atas hambanya perindu ampunan

jabal rahmah gagah di timur laut tebarkan asa pemburu kasih

berpadu cinta adam dan hawa"

    Arafah adalah sebuah padang sahara yang memiliki luas 8 kilometer persegi di sebelah timur Kota Mekah. Kita akan melewatinya jika berkunjung ke Thoif. Sekeliling Arafah terdapat gunung - gunung yang membentuk setengah lingkaran. Jabal Al-Rahmah berada di timur laut Arafah. 
    Berada di padang Arafah dalam cuaca panas terik memberikan i'tibar bagi umat Islam kepada Padang Mahsyar di mana semua manusia dari seluruh penjuru dunia tak memandang pangkat kedudukan dikumpulkan untuk enerima pengadilan berdasarkan amal perbuatan selama di dunia. Wukuf di Arafah adalah inti dari ibadah haji yang merupakan rukun islam ke lima dan diwajibkan bagi umat islam yang berkemampuan secara fisik, mental, ekonomi dan keamanan.
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ ۖ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Artinya : 
"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

  Arafah merupakan tempat terpenting bagi rangkaian ibadah haji, Sabda Rasulullah "Haji itu di Arafah". Malaikat Jibril pun mengajarkan manasik haji kepada Nabi Ibrahim AS di Arafah. Demikian halnya Allah mempertemukan Adam dan Hawa di Arafah.
    Musim haji Tahun 2006 terdahulu pelaksanaan wukuf di Arafah jatuh pada Tanggal 29 Desember 2006 bertepatan pada hari Jumat sehingga disebutkan sebagai Haji Akbar. Kemudian pada Tanggal 30 Desember ditetapkan sebagai Hari Raya Idul Adha. Pada musim haji tahun itu terjadi beberapa hal yang membuat keluarga jamaah haji di Indonesia khawatir demi mendengar issue para jamaah yang sedang wukuf tidak diberi makan. Alhamdulillah atas Rahmat Allah kami dilimpahkan makanan dan minuman yang memadai, bahkan seingatku ada jajanan bakso lezat di sebalik pagar Arafah.
    Pada saat itu berita yang kami dengar pemerintah kita baru saja memindahkan catering jamaah haji ke tempat yang berbeda sehingga barangkali mereka kurang koordinasi masalah menu, alhasil kami di Arafah di limpahi menu layaknya orang eropa. Dan tidak lama sebelum malam meninggalkan Arafah  kami sudah bertemu dengan nasi dan kawan-kawannya. Bagi kami di Arafah bukan sebuah masalah yang perlu diributkan. Kami bahkan agak lupa karena ingin memaksimalkan ibadah dengan banyak berdoa, mendirikan sholat-sholat sunah dan tilawah. 

    "Arafah adalah air mata 
    Padang pertaubatan tak terperi 
    hingga luruh raga menghiba tak ingin beranjak tanpa ridha 
    panasnya tak lekangkan jiwa yang merana ratapkan dosa 
    yang tersisa hanya kepasrahan dan pinta yang sangat"

    Kenangan Arafah mampu membalikkan jiwa karena syahdunya. Tentu saja atas izin Allah. Karena padaNya pahala diukur dan ditabur. Tidak sedikit manusia yang pulang dari Arafah tak tertinggal apapun di hatinya. Tak terpetik "Hajjan Mabruran" pulang dengan jiwa raga yang sama. Naudzubillahi mindzaliq. Arafah seperti magnit yang senantiasa membuat kita ingin kembali. Berada dalam kedekatan sejati dengan Robbi sang pencipta. 
    Arafah adalah perjuangan atas cuaca. Karenanya ketika jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di Arafah demi mendapatkan ampunan, Bagi keluarga di tanah air diberikan kesempatan pengampunan juga selain agar kita mendoakan jamaah haji agar diberikan kesehatan kemudahan dan kelancaran atas ibadahnya. Allah menghadiah kepada kita ibadah puasa Arafah untuk mendapatkan pengampunan. Rasulullah Saw bersabda, "Puasa Arafah (9 Dzulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang" (HR Muslim).

    Sebuah keyakinan atas Rahmat Allah. Tidak semua jamaah memiliki rasa yang sama ketika menunaikan ibadah haji. Banyak hal yang dilewati dari awal berniat ikhram hingga tahalul (Memotong sebagian rambut). Keindahan, kekhusukan, ketidaknyamanan dan segenap rasa lainnya adalah hadiah dari Allah. Hak prerogatifNya untuk menentukan mana yang akan disematkan di kalbu hambaNya. Satu hal yang sangat penting adalah membersihkan hati dari segala bentuk penyakit hati. Perbaiki hati dengan prasangka - prasangka baik. Rasulullah bersabda "Allah SWT berfirman : Aku sesuai prasangka hambaKu. Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu saat bersendirian Aku akan mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (Kumpulan malaikat)" (Hadist Qudsi : Muttafaqun 'alaih) (HR.Bukhari, ni 6970 dan Muslim no 2675)

Wallahu'alam bissawab
Fastabiqul khoirot



Rabu, 06 Juli 2022

MENGALIR

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Mengalir,

pun tetap bertemu batuan 

biarkan gemulai agar tak terluka atas siapa 

mengalir hingga berhenti pada nadir yang sejatinya 

tak mengelak tak meronta 

masih basah pelupuk mata nyanyian jiwa 

mengalir terus mengalir

hingga temukan sahih jelajah panggung carikan bukti

heii, tak perlu konfirmasi basi

biarkan waktu berbicara hidup terlalu sia - sia untuk sebuah koreksi

jalan ini berduri sejak kemarin 

hingga kubalut luka agar hilang merana 


mengalir hentiku pada muara 

mengulum pahit akan karma tak kukenal

atas rajutan lama yang tak kumengerti


CUCU KESAYANGAN

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Gemoy nan riang larikan raga hingga rebah 

pemecah sunyi pelepas penat 

berjingkat merayap melatih sarira 

terkadang bingar hingga lenyapkan rungu 

rona pipimu pengobat perih perjalanan 

wangi tubuhmu memaksakan rindu 

kerling manja tiap kuabaikan celotehmu


cucuku tersayang, 

dekapku simpanlah dalam diam 

ku timang dengan sholawat dan tilawah 

agar tegap kakimu pada kalam 

agar pintamu tiada hijab diijabah Tuhan kita 

praakk

bunyi kaca dipecahkan ditimpal gelak

biar saja berulang agar tahu rasa jatuh agar terang tentang suara 

pengasah rasa penempa jiwa bila dewasa


cucuku tersayang 

hari ini kubawakan sepotong petuah untukmu 

romansa rembulan molek yang setia 

sajak angin yang bertiup dalam diam

bagi elok kalbumu bagi jelita lakumu  



                                                                                Air Seruk, Juli 2022




TERBANG 

oleh  : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Melepasmu untuk terbang lebih tinggi 

hingga raih kejora yang bergantung 

bukan banyak 

cukuplah untuk lentera perjalananmu esok, lusa, nanti dan kelak hingga tiba negeri surga 

negeri keabadian tempat kita bakal pulang


melepasmu untuk terbang lebih tinggi 

padamu kutitip asa seluas samudra agar teguh laluanmu

jangan pernah henti di sini 

lakumu masih panjang belum tampak tepian denai  

teruskan juangmu agar mampu membumi dalam bhakti

hiaskan jiwa dengan luasnya nikmat Tuhan kita 

bukan ketamakan bukan kelamnya relasi 


melepasmu untuk terbang lebih tinggi persada menunggumu kembali 

dengan manikam penghias laku dengan mahkota penunduk jumawa



                                                                            Tanjungpandan , 23 Mei 2017

INDAH SAJA

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Buku - buku ini belum usai dan aku masih ingin terus menulisnnya 

dengan indah saja tanpa air mata 

buku - buku ini belum usai dan aku masih ingin mengisinnya  

dengan cinta yang tak bertepi 

menghiasnya dengan senandung lama 

menatahnya dengan ribuan gemintang lelangit 

menghangatkannya dengan buai rahimku 

mewangikannya dengan cendana 

indah belaka tanpa nestapa 

karena rinduku pada tawa 

karena mimpiku pada kemenangan 

karena asaku pada kalian tanpa sembilu


Bagiku  kalian permata bukan batuan biasa 

ku tak ingin cidera hingga kembali pada pemiliknya 

inginku pada cinta yang merebut perih 

tak apa agar aku terus bisa memandang kalian 

istiqomah memeluk sujud dan ribuan adzan 

menebar kasih dan selimuti bumi dengan milik kalian 


HIJRAH

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Kubentang asa hijrahku 

padanya juang terkoyak 

ingin terus mengalir demi sepotong mimpi kemarin 

kususun agar serupa pelangi 

pun hari ini 

aku masih ingin merajutnya 

hingga jingga menjadi kuning matahari bersaputkan embun hijrah 

potongan mimpiku masih tergadai 

pada ribuan tangga di kaki langit 

bila tiba masanya kan kubawa roncean bintang dan melati 

wangikan perjalanan hijrahku

mimpiku pada panji - panji pengikat perjuangan 

pada semboyan sakral tak pernah mati

biarkan semua mengalir 

bentangan cakrawala masih menunggu

penuhi saja dengan asa 

penuhi saja dengan mimpi dan cinta 

biarkan seluruh negeri dipenuhi sahdunya dzikir 

nyanyian qurani serta ribuan dongeng kanak - kanak berbingkai senyuman 

berendakan isak dan gelak 

langkahku masih di sini bersama kalian pendamba jannah

hingga menguning padi-padiku hingga menghijau ladangku


                                                                                    Miladmu, 18 November 2021



SELAMAT JALAN PEJUANG

oleh : Wahyu Heany Prismawati


Hangat kelopak mata 

derainya bak luruh 

berat tuk kuganti dengan seulas senyum 

kulihat malaikat berbondong menggapai bak tarian melati 

ruh Alquran memelukmu laksana pagar tepiskan lara dan siksa 

tadi kita masih bersama meski dalam maya 

kuingin asamu masih disini hingga fana ini usai


pergimu tinggalkan pilu 

mestinya ada kami di situ mengantarmu pulang hingga pintu 

menabur bunga terakhir atas juangmu 

pergimu saputkan kelabu 

mestinya kupeluk tubuhmu sebelum dingin membungkusmu 

sebelum bumi Tuhan mengambil seluruhnya


selamat jalan duhai jiwa yang tenang 

pulanglah kepada Tuhan dengan bahagiamu 

pulanglah kepada Tuhanmu dengan ridhaNya 

berkumpullah dengan karib - karib surgamu 

surga yang Tuhan siapkan untukmu


                                                                                    Tanjungpandan, 17 April 2021

Kembalilah kepada ‎Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam ‎jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku



RUANG TUNGGU 

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Selasar pucat bisu 

puring havana golden tegak kaku menatapku 

bangku panjang dingin biarkan anganku sendirian 

membunuh jenuh ketukan pintu berlalu bersama angin 

tak sanggup berteriak karena kertas - kertas putih dipenuhi tata krama 

tinggal satu jawab yang ada tak bisa lagi memilih 

tunggu hingga pintu terkuak lewatkan masa yang lamban bergerak 

rasaku semakin tajam dan netraku lelah 

dinding ruang membatasku 

tak rela mendesak ikrar jumpa menjadi sepotong kata yang basi 

ketika jati diri bernoda ingkar sisakan kecewa 

menyesak pekat dalam dada 

kesal  menyerta di antara jemari yang menghitung detik dan menit 

melambai pinta pada raga yang sekarat 

                                                                                            Tanjungpandan, 21 Juni  2022




PERIH oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb  Gelisahku kutitipkan kepada untaian bintang di langit malam  kerlipnya menepis gundah seperti t...