KEHAMILAN
oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Staf Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung
Definisi Operasional :
Kehamilan adalah proses atau keadaan dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma kemudian tertanam dalam lapisan rahim hingga janin dilahirkan
Kehamilan memiliki tanda atau gejala yang obyektif dan subyektif, tanda atau gejala obyektif memerlukan pemeriksaan laboratoris maupun alat pendeteksi lainnya. Sedangkan tanda atau gejala subyektif biasanya dirasakan oleh ibu hamil sendiri dan beragam. Tidak semua ibu hamil memiliki tanda dan gejala yang serupa.
Secara subyektif paada umumnya ibu hamil akan mengalami hal - hal sebagai berikut :
- Terlambat haid
- Mual muntah ( morning sicknees)
- Payudara nyeri dan warna puting menjadi lebih gelap
- Kram perut, perut kembung
- Lebih emosional
- Bercak darah dari vagina (perdarahan implantasi)
- Mudah lelah
- Sering kencing
- Ngidam dan lain - lainnya
Untuk menentukan kehamilan secara obyektif dilakukan pemeriksaan melalui :
- Test Pack
- USG (Ultra Sono Grafi)
- Uji darah ibu untuk meihat adanya hormon HCG di dalam darah
Bagaimana kehamilan itu terjadi ? Proses kehamilan dimulai dengan :
- Hubungan seksual
- Terjadi pembuahan
- Terjadi implantasi
- Pembentukan embrio
Pada umumnya atau kondisi normal kehamilan berlangsung selama 40 minggu, dilahirkan melalui jalan lahir tanpa bantuan alat atau obat-obatan. Dan pada kondisi tidak normal kehamilan bisa lebih dari 40 minggu atau lebih dan dilahirkan dengan sebuah tindakan menggunakan alat dan atau dengan obat-obatan, yaitu :
- Secsio Caesaria adalah tindakan operasi melahirkan bayi dengan cara membuka atau membuat irisan pada perut dan rahim ibu
- Vacum dan Forcep adalah melakukan pertolongan persalinan melalui jalan lahir menggunakan alat sejenis penyedot (vacum) dan penjepit/tang (Forcep)
- Induksi adalah melahirkan bayi melalui jalan lahir dengan memberikan stimulasi obat-obatan biasanya dilakukan untuk mendapatkan kontraksi rahim yang adekwat sehingga memberikan dampak kepada pembukaan mulut rahim dan intensitas keinginan mengejan pada ibu bersalin.
Tindakan yang diberikan ditentukan dengan mempertimbangkan riwayat kehamilan lalu serta kondisi ibu dan janin saat ini. Setiap tindakan memiliki indikasi dan kontra indikasi. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan pada saat tenaga kesehatan memberikan pelayanan.
Masa kehamilan dibagi dalam 3 trimester :
- Trimester I yaitu usia kehamilan 0 minggu - 12 minggu atau 3 bulan pertama
- Trimester II yaitu usia kehamilan 12 minggu - 24 minggu atau 3 bulan kedua
- Trimester III yaitu usia kehamilan 24 minggu - 40 minggu atau 3 bulan ketiga
pada keadaan tertentu kehamilan melampaui hingga usia 42 minggu atau bahkan lebih sehingga memerlukan tindakan terminasi seperti contoh-contoh di atas.
Beberapa masalah kehamilan kadang terjadi di setiap trimesternya, seperti :
- Hiperemisis,
- Hipertensi pada kehamilan,
- Perdarahan,
- Kelainan letak janin,
- Hamil lewat bulan
- Kehamilan kembar, dan lain-lainnya.
Kehamilan merupakan kondisi khusus pada perempuan sehingga memerlukan sebuah perawatan tertentu dengan standar yang sudah ditentukan sesuai dengan kondisi kehamilan ibu. Oleh karena itu Ante Natal Care sangat penting bagi ibu dan keluarga sebagai pendamping ibu hamil selama masa kehamilan hingga bayi lahir. Pada kehamilan tertentu ibu mengalami masalah kehamilan seperti disebutkan di atas, atau sering disebut dengan kehamilan dengan penyulit.
Ante Natal Care yang adekwat akan dapat mengatasi hingga mampu mengantarkan ibu pada persalinan normal. Beberapa persalinan bermasalah dikarenakan Ante Natal Care yang tidak adekwat tidak memenuhi standar. Ante Natal Care diperlukan sekurangnya empat kali kunjungan selama masa kehamilan dengan jenis layanan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Tiga kali melakukan ante natal care dengan bidan dan satu kali diantaranya mengunjungi dokter.
Setiap ibu hamil diharapkan memiliki Buku Kesehatan Ibu dan Anak atau dikenal dengan Buku KIA atau Buku Pink sebagaimana warnanya. Buku ini memuat data ibu dan anak mulai dari identitas hasil catatan medis dan catatan kebidanan hasil pemeriksaan saat hamil maupun riwayat kehamilan sebelumnya serta memuat informasi-informasi kehamilan persalinan dan perawatan bayi dan balita yang disusun untuk bisa mengedukasi ibu dan keluarga dalam menjalankan proses kehamilan, persalinan, masa nifas, perencanaan kehamilan atau KB dan penatalaksanaan kesehatan bayi dan balita.
Pada umumnya kehamilan adalah sesuatu yang direncanakan sehingga dalam penatalaksanaannya dapat dilakukan sesuai standar dan diberikan dengan baik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan beberapa kehamilan terjadi di luar rencana yang dalam kebidanan diistilahkan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan dimaksud terjadi pada kasus-kasus seperti :
- Kehamilan sebelum menikah
- Kehamilan karena penggunaan kontrasepsi KB yang gagal
- Kehamilan karena kasus pemerkosaan, dan lain-lainnya
Kondisi kehamilan tersebut sering mengalami kendala hal ini terjadi karena kehamilan tidak mendapatkan layanan Ante Natal Care sesuai standar sehingga sering mengalami masalah-masalah seperti :
- Perdarahan,
- Infeksi,
- Bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah)
- Cacat kongenital pada janin,
- Kematian janin atau
- Kematian ibu.
Sebagian masyarakat masih ada yang belum mendapatkan akses yang cukup untuk pelayanan Ante Natal Care, Intra Natal Care dan Post Natal Care dikarenakan beberapa hal terkait kondisi sosial budaya, ekonomi, pendidikan, kondisi demografi maupun keterbatasan sumber daya kesehatan.
Pada saat ini pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Dinas Kesehatan Provinsi hingga Dinas Kesehatan Kabupaten bersama Unit Pelaksana Tugas seperti puskesmas, laboratorium kesehatan, rumah sakit juga klinik praktik mandiri lainnya telah banyak membuat inovasi-inovasi untuk dapat mengatasi berbagai kendala yang ada agar semua ibu hamil mendapatkan akses Ante Natal Care dan seterusnya sesuai dengan standar di antaranya dengan bersinergi dengan BPMPDPKB (Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana), BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, BPS, Dinas Komunikasi dan Informasi, organisasi - organisasi profesi dan lain - lain. Semua didedikasikan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak.
Seperti kita ketahui bersama masyarakat indonesia sangat majemuk ditinjau dari segi budaya, kondisi demografi serta perbedaan - perbedaan lainnya. Keadaan ini merupakan faktor yang memberikan pengaruh atas keberhasilan pelayanan kesehatan. Dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai target pelayanan yang diharapkan. Tidak hanya dukungan stick holder, tokoh masyarakat dan unsur berpengaruh lainnya yang ada di masyarakat diharapkan mampu memberikan support sesuai dengan kapasitasnya.
Di masyarakat pedesaan kemitraan bidan atau tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan primer dengan paraji atau dukun bayi masih sangat diperlukan mengingat keberadaan mereka memberikan pengaruh kepada masyarakat dalam pengambilan keputusan. Sebagian ibu hamil akan mengunjungi paraji atau dukun bayi terlebih dahulu sebelum mendapatkan akses pelayanan kesehatan tingkat primer. Apabila kemitraan dibangun dengan baik maka diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi para provider kesehatan terutama terkait data dan edukasi - edukasi kesehatan yang akan lebih mudah diterima bila disampaikan atau bersumber dari para paraji atau dukun bayi yang notabene sudah sejak awal mereka percayai, bahkan beberapa berkaitan dengan unsur supra natural sehingga mampu memberikan sugesti dalam pelayanan.
Beda dengan masyarakat perkotaan yang cenderung memilih pelayanan di sektor swasta. Masalahnya, sebagian provider swasta masih ada yang kurang valid dalam pengelolaan data sehingga terkadang menyulitkan bagi fasilitas pelayanan kesehatan primer dalam upaya mencapai target cakupan pelayanan.
Tidak menyerah sampai di sini. Saat ini melalui inovasi-inovasi yang ada fasilitas pelayanan primer pemerintah mengumpulkan data dengan cara bekerja sama dengan pihak swasta dan melakukan pembinaan-pembinaan bahkan saat ini banyak diciptakan inovasi yang cukup perspektif dalam pengumpulan data melalui aplikasi - aplikasi mulai dari PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga), e-kohort, e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), dan lain-lain. Bahkan saat ini pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten kepada Unit Pelaksana Tugas menggunakan TPCB (Tim Pembina Cluster Binaan) menuju fasilitas kesehatan primer yang terakreditasi dengan baik sehingga mampu menjawab kebutuhan masyarakat dengan pendekatan siklus hidup mulai dari kehamilan hingga lanjut usia mendapatkan pelayanan kesehatan yang berstandar.
Air Seruk, 2 Juli 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar