Jumat, 01 Juli 2022









NADIR

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Ketika terjal berhenti sebagai lapang 

kamboja meneduh dengan kelopak-kelopak pucat

kaku layaknya raga di bawahnya 

usai sebait tulisan tanpa sayonara 

menghilang tak terkendali direnggut Penguasa 

olehNYA dituliskan harta, belahan jiwa dan mangkat 

tanpa dispensasi tanpa notifikasi 

mengalir dan pasti terhenti pada aksara di pusara


Selembar sahaja untuk pulang 

bukan sulaman indah untaian mutu manikam 

karat tak lagi bermakna tinggal sepotong dzikir memeluk diri 

semua tertinggal sebagai kenangan sesaat 

tergantikan dengan wewangian dan senandung baru 

hilang begitu saja, dipaksa selesai


ribuan pintu terbuka tapi bukan milik  

lunas terenggut hingga rebah disudut ruas-ruas bambu 

menyatu membumi dalam  pekat yang sangat


menanti tilawah menyapa dengan benderang

menanti seikat sujud melepas himpitan raga

menukar barzah yang panjang dengan lelap yang dalam

tak punya lagi pinta tak ada lagi hiba


                                                                                        Tanjungpandan, Juli 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERIH oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb  Gelisahku kutitipkan kepada untaian bintang di langit malam  kerlipnya menepis gundah seperti t...