Mendamba Rida
oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Rida atau Ridho dalam lafaz bahasa arab. Sepotong kata yang mampu menepis banyak hal terkait keburukan dunia dan akhirat. Tak semua jiwa diberikan sebuah kesadaran memahami kedalaman maknanya. Barangkali memerlukan pembuktian dengan perjalanan yang diwarnai pahit getir hingga terjaga dari kebodohan. Sayangnya kita hanya memiliki sedikit saja kesempatan. Saat ini milik kita. Entah sekian detik berikutnya. Tak ada satupun teori yang mampu menjamin kepastian. Hanya Allah pemilik kepastian. Seandainya saja kita tahu masih seberapa panjang perjalanan ini barangkali kita akan sepanjang sisa waktu mengejar Rida Allah, rida orangtua dan rida sesama mahluk.
Perjalanan kita laksana cermin. Yang kita dapatkan hari ini adalah cerminan polah kemarin dan yang kita perbuat hari ini bakal kita tuai besok, lusa atau kelak. Usah dipertanyakan dengan apa yg kita hadapi saat ini, renungkan saja apa yang telah kita temukan diperjalanan ini. Pastikan langkah kita di jalan Allah dan RosulNYA agar kelak tiada penyesalan ketika menuai. Semoga kita tergolong orang-orang yang mendapatkan keberkahan usia.
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا .
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Robbi habli minassholihin
Sepotong doa nan dalam yang selalu menjadi idola para orang tua demi mendapatkan anak keturunan yang sholih. Yang akan menjadi asset bagi kehidupan selanjutnya. Kehidupan akhirat. Ketika anak manuasia telah dipanggil pulang ke kampung halamannya sesungguhnya segalanya telah terputus kecuali 3 hal, sebagaimana dalam hadist Rosulullah SAW yang berbunyi demikian,
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: ”Apabila anak Adam itu mati, maka terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini: sedekah yang berlaku terus menerus, pengetahuan yang dimanfaatkan, dan anak sholeh yang mendoakan dia.” (HR Muslim)
Anak keturunan diibaratkan aset bisnis. Sekilas mengingatkan pada bisnis Multi Level Marketing yang menjanjikan keuntungan mengalir. Sudah pasti terdapat perbedaan yang sangat jelas. Diantara perbedaan yang sangat mendasar adalah terletak pada garansi dan keabadian. Berbisnis dengan Allah adalah sebuah bisnis dengan kepastian garansi dan keabadian karena berbicara akhirat sekaligus sang pemilik kepastian. Tidak halnya dengan Multi Level Marketing.
Mencetak generasi rabani bukanlah mudah. Banyak faktor yang mempengaruhi. Dari mulai cara perolehan rizki dan pengelolaannya, adab perilaku akhlak pasangan suami istri hingga faktor lingkungan pergaulan yang ikut membentuk sebuah kepribadian.
Dengan rizki yang diperoleh secara halal dan baik kemudian dikelola sebagaimana hak dan kewajiban seorang muslim maka akan membentuk jiwa dan raga yang rabani. Terlebih dengan perilaku adab dan akhlak ayah dan ibu yang merupakan sebuah contoh terdekat dan sejak dari dalam kandungan direkam oleh anak-anak dengan sangat baik. Pun dengan lingkungan yang setiap saat membersamai hidupnya. Lingkungan keluarga, lingkungan bermain, lingkungan sekolah atau lingkungan yang lainnya yang menjadi tempat anak-anak saling berkomunikasi dan berinteraksi. Kesemuanya saling berkaitan dalam membentuk sebuah kepribadian.
Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah doa. Allah menempatkan rida dan doa orang tua sedemikian rupa karena memiliki makna dan kekuatan yang besar dan luar biasa. Seorang ibu sebaiknya selalu menjaga dengan baik perkataannya. Doanya mustajab, makbul tak terhalang. Jangan pernah sia-siakan keberadaannya semasa hidup. Ketika keduanya telah tiada. Pulang dipanggil Allah tiada lagi kekuatan itu. Hilang bersama kepulangannya kepada Allah. Dan sebaliknya pula sebagai anak yang sholih tentunya tinggal kita yang mendoakan keduanya. Berdoa, bermunajat kepada Allah, interopeksi, bermuhasabah diri atas segala tingkah laku kita kepada orang tua. Raihlah rida keduanya karena kita menginginkan hal yang sama bahkan lebih baik bagi anak keturunan kita. Anak keturunan yang sholih yang tumbuh mengisi kehidupannya dengan amal sholih serta bila saatnya tiba pulang kepada Allah ada di dalam ridaNYA.
Sesungguhnya rida Allah adalah rida kedua orang tua.
Fastabihul Khoirot.
Subhanallah, setuju bu. Doa orang tua kepada anaknya sangat mujarab seperti doa nabi kepada umatnya.....lanjutkan bu. Bagus sekali tulisannya.👍👍👍
BalasHapusSegala puji hanya bagiMU ya Robb, Trimakasih Motivasinya ibu, semoga kita trs bisa menulis dan saling menyemangati
BalasHapus