AYAH
oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Kupandang wajahmu dalam diam
seribu gurat padati kening
anak-anak rambut memutih tandai usia melebur dalam raga yang semakin renta
kupinta masa pada Tuhan demi mencium tanganmu setiap hari
mengais ridhamu yang masih tersisa
ku tahu Tuhan telah tuliskan semua meski pekikku parau tak kan berganti
semua terhenti pada kendali dan kunci - kunci
maafkan atas luka yang banyak kugoreskan di hatimu
ku tak berdaya menutupnya kembali
doaku ada pada pena - pena malaikat yang tertulis jikamu ridha
kupandang wajahmu dalam tidur
indahnya masa kecil yang kau lukis untukku tiada terganti
meski ku cari padan hingga pada kaki langit
kasihmu membuatku ada dan punya rasa
hardikmu membuatku kuat dan bermakna
kupandang wajahmu dalam doa
jika ada perih dihatimu itu dariku
tlah lama kuberjuang menghapusnya dengan doa dan cintaku
dengan akhlaq budi bahasaku
dengan jariyahku untukmu meski kutahu belumlah cukup
Ayahku,
ilalang liar di kebun kita tersenyum kepadaku
ceritakan tentang sore milik kita
betapa engkau tak henti ajarkan sujud dan tilawah
hingga ku tak kuasa meninggalkannya
Ayah kenangku pada perjalanan yang pernah kita buat menyusur hari hingga penat
membuatku fasih memaknai hidup
bukan pada etalase - etalase indah kau tunjukkan
tapi buku-buku yang terus ada dan tak lekang hingga ku jauh darimu
Ayahku,
pokok jambu di depan rumah kita simpan cerita
tentang pagi yang menguning oleh mentari
tentang musim bunga seroja
tentang mawar yang enggan berbunga
aku menyimpannya di sini untuk tepiskan rinduku
rinduku padamu, ayahku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar