Rabu, 06 Juli 2022





 AYAH

oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb


Kupandang wajahmu dalam diam 
seribu gurat padati kening 
anak-anak rambut memutih tandai usia melebur dalam raga yang semakin renta
kupinta masa pada Tuhan demi mencium tanganmu setiap hari 
mengais ridhamu yang masih tersisa 
ku tahu Tuhan telah tuliskan semua meski pekikku parau tak kan berganti 
semua terhenti pada kendali dan kunci - kunci 
maafkan atas luka yang banyak kugoreskan di hatimu 
ku tak berdaya menutupnya kembali 
doaku ada pada pena - pena malaikat yang tertulis jikamu ridha 

kupandang wajahmu dalam tidur
indahnya masa kecil yang kau lukis untukku tiada terganti 
meski ku cari padan hingga pada kaki langit 
kasihmu membuatku ada dan punya rasa 
hardikmu membuatku kuat dan bermakna 

kupandang wajahmu dalam doa
jika ada perih dihatimu itu dariku 
tlah lama kuberjuang menghapusnya dengan doa dan cintaku 
dengan akhlaq budi bahasaku 
dengan jariyahku untukmu meski kutahu belumlah cukup

Ayahku,
ilalang liar di kebun kita tersenyum kepadaku 
ceritakan tentang sore milik kita 
betapa engkau tak henti ajarkan sujud dan tilawah 
hingga ku tak kuasa meninggalkannya

Ayah kenangku pada perjalanan yang pernah kita buat menyusur hari hingga penat 
membuatku fasih memaknai hidup 
bukan pada etalase - etalase indah kau tunjukkan 
tapi buku-buku yang terus ada dan tak lekang hingga ku jauh darimu

Ayahku,
pokok jambu di depan rumah kita simpan cerita 
tentang pagi yang menguning oleh mentari 
tentang musim bunga seroja 
tentang mawar yang enggan berbunga 
aku menyimpannya di sini untuk tepiskan rinduku
rinduku padamu, ayahku 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERIH oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb  Gelisahku kutitipkan kepada untaian bintang di langit malam  kerlipnya menepis gundah seperti t...