REMUK
oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Rasa ini pada pagi nan mendung
saputan awan kelabu tak berarak ciderai cinta sakral
tarian flamboyan bagai sayap malaikat lambaikan maut
menggapai hanya berjarak nama
remuk
rasa yang mati
Selendang perak membalut ufuk barat
kuningnya memucat tiada asa
hanya rasa kelu memeluk raga
gairah terbang bersama camar pantai
hilang ditelan senja yang datang berlari
Kugenggam bongkah cintaku meski cidera
tetap indah lantaran tumbuh dari raga
terpatri oleh darah, keringat dan air mata
terus kugenggam dalam doa-doa
kubelai dengan sujud dan tilawah
Ku merindu pada mentari yang benderang
menyinar pada sungging senyum kita
melenggang dengan tangan saling bergamit
tuntaskan pematang yang masih tersisa
hingga pulang tanpa luka tanpa cidera
Robbi Habli minassholihin
Robbi Habli minassholihin
Robbi Habli minassholihin
Tanjungpandan, 28 Juni 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar