PERIH
oleh : Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb
Gelisahku kutitipkan kepada untaian bintang di langit malam
kerlipnya menepis gundah seperti tebaran asa yang bernilai
padanya kukutip sejumput saja bagi jiwaku yang dungu
tak paham atas kepalsuan yang sering singgah menoreh langkah yang sarat
bukan berat pada bahu tapi pada isyarat yang sering tak punya makna
Semesta beredar hingga siang berlari
gusar pada kerling petang
seolah lunas tanpa tinggalkan aksara
mestinya kuabaikan saja rinai yang melukis kemelut
tumpahkan saja pada lembaran mushaf yang setia hingga tepian hela
masihkah ada untuk kupeluk redamkan perih yang menoreh
Kudapati melati merebaki ubun-ubun kiaskan rentang yang kian sempit
kuingin tinggalkan cinta pada ilalang, bukit dan mata air
hingga diamku tergantikan pada hijaunya
hingga andilku terselip pada gagahnya
hingga bayyatiku hanyut pada alirnya
Tanjungpandan, 13 September 2022
Dia adalah Wahyu Heany Prismawati, AM.Keb seorang bidan yang memiliki hasrat besar menulis. Semasa sekolah menengah sering berkirim puisi di majalah lokal. Namun sekarang terkendala dengan kesibukannya sebagai ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung. Dia memilki seorang suami dan dua orang putra. Terlahir sebagai putri pertama pasangan bapak dan ibu guru di sebuah desa kecil di Kabupaten Purworejo. Usai mengikuti Program Pendidikan Bidan Aisyiyah di Yogyakarta, awal tahun 1992 hijrah menunaikan konsekwensi menjadi bidan di pulau nan eksotik, Belitung. Mimpinya terus melambung untuk menjadi penulis, hingga saat ini. Bahkan kiprahnya di persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah sering dijadikan objek sebagai pelepas hasrat menulis. Dan berkat inisiasi sahabatnya dia sudah memiliki 5 Buku Antologi Cerpen dan Puisi Bersama Tim Tinta Aksara , Komunitas Roemah Penulis dan PMA. Bila ingin mengenal tulisannya lebih dekat bisa berkunjung melalui blog yang dirilisnya sejak 2015.
Di : https://dafirastory.blogspot.com/2022/05/html